Dahulu, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, satu hal
yang paling aku takuti adalah GAGAL menjadi peringkat pertama. Aku
begitu takut, jika aku tak menduduki posisi itu. Dulu, ketika aku masih
sangat kerdil dan begitu sempit memandang kegagalan itu. Tapi, semakin
banyaknya aku berjumpa dengan realita, semakin menjejaki langkah, aku
mulai harus menjumpai 'kegagalan' menurut kaca mata pemikiranku yang
sederhana itu. Banyak sekali.
Aku yang 'paranoid' ketika
gagal, justru Allah hadirkan berbagai macam kegagalan. Ya, aku banyak
berjumpa dengan kegagalan, menyoal apapun itu. Bukan hanya prestasi
akademis yang terbilang cukup prestisius itu, tapi juga kegagalan dalam
potongan fragmen lainnya. Menyoal kehidupankah, menyoal hatikah, menyoal
apapun itu.
Ya, berdamai dengan segala bentuk kegagalan.
Inilah yang menjadi pilihan kemudian. Kemenanganku kali ini adalah
ketika aku telah mampu berdamai dengan kegagalan demi kegagalan. Telah
bisa tersenyum terhadap kegagalan-kegagalan yang menemani setiap episode
perjuangan.
Hari ini...
Kembali aku gagal. Ya, gagal.
Tapi,
sungguh, aku ingin berterima kasih pada kegagalan, sebab kegagalanlah
yang mengantarkanku untuk terus mencoba. Untuk terus bangkit. Untuk
menjulang lebih tinggi. Kegagalan memberiku 'nafas' untuk bangkit, dari
segala keterpurukkan. Sesering apa kegagalan menghampiriku, maka itu
artinya telah sering pula upaya yang telah dilakukan. Dan, setiap
rangkaian proses itu (meski pada akhirnya menemui kegagalan jua), tetap
saja meninggalkan begitu banyak pelajaran. Ya, setiap kali gagal, maka
setiap kali itu pula, bertambah perbendaharaan pelajaran kehidupan. Itu
jauh lebih berharga dari pada sebuah sukses yang cuma-cuma. Bukan terasa
manis sebuah kesuksesan, jika tak pernah melewati serangkaian proses
pahit. Sebab, manis akan terasa begitu berarti setelah kita rasakan
pahit terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa mengatakan sesuatu itu manis
sementara kita tak tahu bagaimana rasanya pahit?
Memilih
untuk terus mencoba, untuk terus menerus berupaya, meski pun kemudian
gagal adalah lebih terhormat dari pada memilih untuk undur diri hanya
karena takut akan kegagalan. Memenangkan diri atas kegagalan baru
kusadari ternyata adalah sebuah kemenangan, sebelum kita meraih
kemenangan dan kesuksesan yang sesungguhnya.
Ya, aku
memang gagal...bahkan sering gagal..., tapi, bukan berarti ini adalah
akhir dari perjuangan. Karena bagiku hari ini, setiap kegagalan, selalu
menyimpan hikmah luar biasa. Dari gagallah kita belajar untuk sukses....
Seribu kemenangan!
Sungguh, ingin kugenggam ia.
Jika bukan hari ini, tak mengapa....
Insya Allah, esok....
Biarkanlah dulu, proses-proses beraneka rasa itu yang kemudian menemaniku menuju 'seribu kemenangan' itu...insya Allah....
TETAP OPTIMIS DAN BERSEMANGAT!
TIDAK BOLEH MENYERAH!
Blogger templates
25. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar: