click here
just
http://www.cbox.ws/admin.php?snippet
Cool Blue Outer Glow Pointer
  Sabtu, 06 April 2013   0 komentar

Abdullah bin Mas’ud adalah Sahabat Nabi Muhammad SAW. Abdullah bin Mas’ud termasuk dalam golongan pertama yang masuk Islam (as-sabiquna al-awalun). Ia memiliki kepandaian dan pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Ia memperoleh umur yang panjang dan hidup hingga masa Khalifah Utsman bin Affan dan meninggal yang disebabkan usia yang tua.
Masyarakat di sekitarnya memanggilnya Ibn Umm Abd atau putra dari budak wanita. Namanya sendiri adalah Abdullah dan nama ayahnya adalah Mas’ud. Dia adalah sahabat Rasulullah SAW yang ketika kecil merupakan penggembala kambing milik salah satu ketua adat Bani Quraisy bernama Uqbah bin Muayt.
Suatu hari, ia mendengar kabar tentang kenabian Rasulullah. Namun Abdullah tidak tertarik dan tidak ingin tahu mengingat usianya yang masih kecil. Selain itu, ia memang jauh dari komunitas masyarakat Makkah, karena pekerjaannya sebagai penggembala kambing, yang terbiasa berangkat pagi dan pulang petang hari.
Suatu hari, ketika ia tengah menjaga ternaknya, ia melihat dua orang pria paruh baya bergerak mendekatinya dari kejauhan. Mereka terlihat lelah, dan sangat kehausan. Mereka kemudian berjalan ke arahnya, memberikan salam dan memintanya memerah susu kambing yang ia gembalakan sehingga mereka dapat minum. Namun Abdullah berkata ia tidak bisa memberikannya kepada mereka. “Kambing-kambing ini bukan milikku, saya hanya memeliharanya,” ujarnya jujur. Mendapat jawaban seperti itu, kedua pria ini tidak memberikan bantahan. Meskipun mereka sangat kehausan, namun mereka sangat senang dengan jawaban jujur dari sang bocah penggembala ini. Kegembiraan ini terlihat jelas dari wajah mereka. Di lubuk hati Abdullah, ia juga mengagumi tamunya.
Kedua pria tadi tidak memungkiri apa yang dikatakan oleh bocah ini, dan tampak dari wajahnya bahwa mereka menerima alasan bocah itu. Lalu salah seorang di antara mereka berkata kepada bocah tadi, “Tunjukkan kepadaku seekor domba jantan!” Maka bocah tersebut menunjuk ke arah seekor domba kecil yang ada di dekatnya. Lalu pria tadi menghampiri dan menangkapnya. Ia mengusap puting kambing dengan tangannya sambil membaca nama Allah. Bocah tadi mengamati apa yang dilakukan pria ini dengan penuh keheranan. “Bagaimana mungkin seekor domba jantan kecil dapat mengeluarkan susu?!” gumamnya.
Akan tetapi, puting susu kambing itu tiba-tiba menggelembung, lalu keluarlah susu yang begitu banyak darinya. Lalu pria yang lain mengambil sebuah batu kering dari tanah. Kemudian batu tersebut diisinya dengan susu. Dan keduanya minum dengan batu tersebut. Lalu keduanya memberikan susu itu kepadaku untuk diminum. Aku hampir saja tidak mempercayai apa yang baru saja kulihat. Setelah kami merasa puas. Pria yang mendapatkan berkah dengan susu kambing tadi berkata: “Berhentilah!” Maka berhentilah susu tersebut sehingga puting kambing kembali seperti sedia kala.
Pada saat itu, aku berkata kepada manusia yang penuh berkah tadi: “Ajarkan aku ucapan yang kau baca tadi!” Ia menjawab: “Engkau adalah seorang bocah yang terpelajar!” Peristiwa tersebut adalah awal mula Abdullah bin Mas’ud mengenal Islam. Karena pria yang penuh berkah tadi tiada lain adalah Rasulullah SAW, dan sahabat yang menyertainya saat itu adalah Abu Bakar.
Pada hari itu mereka berdua pergi menuju lereng-lereng Makkah, karena  menghindari penyiksaan oleh suku Quraisy. Tak lama berselang dari peristiwa itu, Abdullah bin Mas’ud menyatakan masuk Islam dan menyerahkan dirinya kepada Rasulullah SAW untuk membantu Beliau. Maka Rasulullah SAW menjadikan dia sebagai pembantunya.
Abdullah bin Mas’ud menerima pelatihan kerumahtanggaan yang istimewa dari Rasul. Dia senantiasa berada di bawah pengawasan Rasul, karenanya ia meniru semua kebiasaan dan mengikuti setiap apa yang dikerjakan Rasulullah.

Kepribadian beliau :
Beliau adalah sahabat Rasulullah yang sangat lembut, sabar dan cerdik. Abdullah termasuk ulama pandai, sehingga dikatakan sebagai al-Imam al-Hibr (pemimpin yang alim, yang saleh). Faqihu al-Ummah (Fakihnya umat). Ia termasuk sebaik-baik manusia dalam berpakaian putih.
Beliau adalah sahabat yang senang dengan ilmu, baik menimba ilmu atau mengamalkannya. Sehingga dinyatakan, bahwa di awal keislamannya, yang dinginkan adalah diajari Al-Quran. Sehingga dalam suatu pertemuan dengan Rasulullah berkat kecemerlangan akalnya lansung bisa menimba ilmu dari lisan Rasulullah sebanyak 70 ayat. Karena senangnya terhadap ilmu, bahwa orang yang pertama kali men-jahr-kan Al-Quran di Makkah setelah Rasulullah adalah Ibnu Mas’ud. Dan orang yang pertama kali membaca dari lubuk hatinya adalah Abdullah bin Mas’ud.
Sesungguhnya Rasulullah pernah berjalan dengan Ibnu Mas’ud, sedang Ibnu Mas’ud membaca ayat satu huruf-satu huruf. Maka beliau bersabda, “Barang siapa senang membaca Al-Quran dengan cara yang baik (merendahkan diri) sebagaimana diturunkan, maka dengarkanlah bacaan Ibnu Mas’ud.”

Diwasiatkannya  pula agar mencontoh bacaannya, dan mempelajari cara membacaal-Quran daripadanya. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa yang ingin hendak mendengar al-quran tepat seperti diturunhan, hendaklah ia mendengarhannya dari Ibnu Ummi ilbdin …!Barangsiapa yang ingin hendak membaca al-quran tepat seperti diturunkan,  hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ;Ibdin …!”

Sungguh, telah lama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyenangi bacaan al-Quran dari mulut Ibnu Mas’ud …. Pada suatu hari ia memanggilnya:
“Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!”
“Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?”
Jawab Rasulullah: “Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain”
Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta’ala:

Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari setiap ummat itu seorang saksi, sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka … .!Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap   kiranya   mereka   disamaratakan   dengan bumi … . dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ….”     (QS 4 an-Nisa: 41  42)

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak dapat manahan tangisnya, airmatanya meleleh dan dengan tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas’ud yangmaksudnya: “Cukup …,cukuplah sudah, hai lbnu Mas’ud …!”

Suatu ketika pernah pula Ibnu Mas’ud menyebut-nyebut karunia Allah kepadanya,katanya:
‘”Tidah suatu pun dari al-quran itu yang diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa diturunkannya.Dan tidah seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sekiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku akan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaik diantaramu!”

Keistimewaan Ibnu Mas’ud ini telah diakui oleh para shahabat. Amirul Mu’minin Umarberkata mengenai dirinya:
“Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-Iimpah’

Dan berkata Abu Musa ai-Asy’ari:
“Jangan tanyakan kepada kami sesuatu masalah, selama kiyai ini berada di antara tuan-tuan.’

Dan bukan hanya keunggulannya dalam al-Quran dan ilmu fiqih saja yang patut memperoleh pujian, tetapi juga keunggulannya dalam keshalihan dan ketaqwaan.

Berkata Hudzaifah tentang dirinya:
“Tidah seorang pun saya lihat yang lebih mirip kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik dalam cara hidup, perilaku dan ketenangan jiwanya, daripada Ibnu Mas’ud….
Dan orang-orang yang dikenal dari shahabat-shahabat Rasulullah sama mengetahui bahwaputera dari Ummi ‘Abdin adalah yang paling dekat kepada Allah ….!”

Kedua kaki Ibnu Mas’ud lebih berat dari gunung Uhud dalam timbangan hari kiamat. Dari Ali, ia berkata, Rasulullah menyuruh Ibnu Mas’ud memanjat pohon untuk mengambil sesuatu. Maka tatkala para sahabat melihat dua betisnya yang kecil, mereka tertawa. Kemudian Rasulullah bersabda, “Apa yang kamu tertawakan ? Sungguh kaki Abdullah lebih berat dari pada Gunung Uhud pada hari kiamat.” (HR.Ahmad)

Beliau adalah pembawa siwak dan kedua sandal Rasulullah. Ia adalah sahabat yang membangunkan Rasulullah tatkala tidur dan mengambilkan wudhunya. Semua ini ia lakukan waktu safar. Dan beliau, Abdullah bin Mas’ud mendengar tasbihnya makanan.

Ia adalah orang yang pertama kali mengumandangkan Al-Quran dengan suara merdu.

Di kemudian hari setelah masuk Islam, ia tampil di depan majelis para bangsawan di sisi Ka’bah, sementara semua pemimpin dan pemuka Quraisy duduk berkumpul, lalu berdiri di hadapan mereka dan mengumandangkan suaranya yang merdu dan membangkitkan minat, berisikan wahyu Ilahi Al-Quranul Karim:
“Bismillahirrahmaanirrahiim…
Allah yang Maha Rahman…
Yang telah mengajarkan Al-Quran…
Menciptakan insan…
Dan menyampaikan padanya penjelasan…
Matahari dan bulan beredar menurut…
Perhitungan…
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama…
Sujud kepada Tuhan…”

Lalu di lanjutkannya bacaanya, sementara pemuka-pemuka Quraisy sama terpesona, tidak percaya akan pandangan mata dan pendengaran telinga mereka… dan tak tergambar dalam fikiran mereka bahwa orang yang menantang kekuasaan dan kesombongan mereka…, tidak lebih dari seorang upahan di antara mereka, dan pengembala kambing dari salah seorang bangsawan Quraisy… yaitu Abdullah bin Mas’ud, seorang yang miskin yang hina dina…!

Marilah kita dengan keterangan dari saksi mata melukiskan peristiwa yang amat menarik dan menakjubkan itu! Orang itu tiada lain dari Zubair ra katanya:
“Yang mula-mula mendaras Al-Quran di Mekah setelah Rasulullah SAW adalah Abdullah bin Mas’ud ra, pada suatu hari para sahabat Rasulullah SAW berkumpul, kata mereka, “Demi Allah orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikitpun Al-Quran ini dibaca dengan suara keras di hadapan mereka. Nah, siapa diantara kita yang bersedia mendengarkannya kepada mereka…?”

Maka kata Abdullah bin Mas’ud, “Saya.” Kata mereka, “Kami khawatir akan keselamatan dirimu! Yang kami inginkan adalah seorang laki-laki yang mempunyai kerabat yang akan mempertahankan dari orang-orang itu jika mereka bermaksud jahat…” “Biarkanlah saya!”kata Abdullah bin Mas’ud pula, “Allah pasti membela.”
Maka datanglah Abdullah bin Mas’ud kepada kaum Quraisy di waktu Dhuha, yakni ketika mereka berada di balai pertemuannya… Ia berdiri di panggung lalu membaca “Bismillahirrahmaanirrahiimi” dan dengan mengeraskannya suaranya; Arrahman…’allamal Quran…

Lalu sambil menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya. Mereka memperhatikannya sambil bertanya sesamanya, “Apa yang di baca oleh anak si Ummu’Abdin itu…? Sungguh, yang dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Muhammad!”

Mereka bangkit mendatanginya dan memukulinya, sedang Abdullah bin Mas’ud membacanya sampai batas yang dikehendaki Allah… Setelah itu dengan muka dan tubuh yang babak belur ia kembali kapada para sahabat. Kata mereka, “Inilah yang kami khawatirkan tentang dirimu…!” Ujar Abdullah bin Mas’ud, “Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagiku dari menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat yang sama esok hari…!” Ujar mereka, “Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan kepada mereka barang yang menjadi tabu bagi mereka!”

Keberanian Beliau
Abdullah bin Mas’ud masuk Islam sebelum masuknya Rasulullah ke Darul Arqam. Ia ikut perang Badar, Uhud, Khandaq dan perang lainnya. Semuanya dilakukan bersama Rasulullah. Pada perang Badar Rasulullah bersabda, “siapa yang mau datang kepadaku dengan membawa kabar Abu Jahal?” Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya ya Rasulullah.” : lantas ia pergi. tiba-tiba dijumpai dua anak ‘Afra’ telah memukul abu Jahal sehingga pingsan. Kemudian Abdullah menginjak leher Abu Jahal dengan kakinya dan ditebasnya kepala Abu Jahal. Kepala Abu Jahal kemudian dibawa ke hadapan Rasulullah dan Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Ya Rasulullah inilah kepala Abu Jahal.’
Maka Rasulullah bersabda,
“Allah yang tiada ilah kecuali Dia (3x). kemudian beliau melanjutkan, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah yang telah benar janji-Nya dan telah menolong Hamba-Nya, serta mengalahkan golongan-golongan.” (Fathul Bari dan Zadul Ma’ad)

Wafatnya
Abdullah bin Mas’ud masih hidup hingga masa khilafah Utsman bin Affan ra. Saat ia mendekati ajalnya, Utsman menjenguknya lalu bertanya, “Apa yang kau keluhkan?” Ia menjawab: “Dosa-dosaku.” Utsman bertanya: “Apa yang kau inginkan?” Ia menjawab: “Rahmat Tuhanku.” Utsman bertanya: “Apakah engkau menginginkan jatahmu yang selalu kau tolak sejak bertahun-tahun lalu?”“Aku tidak memerlukannya.” Utsman berkata: “Itu akan bermanfaat bagi putri-putrimu sepeninggalmu nanti” Ia berkata, “Apakah engkau khawatir anak-anakku menjadi faqir? Aku telah memerintahkan mereka untuk membaca surat Al-Waqiah setiap malam. Aku pernah mendengar sabda Rasul SAW: ‘Siapa yang membaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka ia tidak akan terkena kefakiran untuk selamanya.” Ia menjawab:
Beliau Wafat di Madinah pada tahun 32 H , dalam usia 60 tahun lebih. Jenazahnya dishalatkan oleh ribuan kaum muslimin; termasuk didalamnya Zubair bin Awwam, Ammar bin Yasir. Beliau kembali kepangkuan Ilahi. Lisannya basah dengan zikir kepada Allah. Pada malam wafatnya, ia langsung dimakamkan di Baqi’ sebuah pekuburan di Madinah Al-Munawwarah. Semoga Allah meridhainya dan merahmatinya.
Aamiin Ya Rabb

  Rabu, 03 April 2013   0 komentar

Ahad kemarin setelah agenda makan-makan (agenda makan-makan selalu menyengkan yah? heuu...) di Resto Bobara khas Manado [Resto Muslim dan halal insya Allah, dan tentang halal ini sebenernya adalah poin penting yang perlu dicermati sebelum makanan itu masuk ke saluran cerna. Spakat?! :) ], aku dan Ega telah membuat kesepakatan untuk menjelajahi museum Prasasti di hari Rabu. Dan hari Rabu itu, akhirnya rencana kami itu terwujud meskipun hujan mengguuyur tiada henti-hentinya (kalo pun jeda, paling skitar 15 menit dan itupun masih rada-rada gerimis gitu) dari jam 3 dini hari hingga ke sekitar maghrib. Aku sebenernya sudah mulai agak 'mundur' melihat hujan mengguyur karena bepergian ketika hujan itu agak repot bagi aku, kecuali memang amat sangat terpaksa. Heheuu... Soalnya mengingat kaos kaki yang pasti akan basah dan berlama-lama dengan kaos kaki yang basah itu sesuatu yang tidak begitu menyenangkan bagiku. Hihi. Tapi, Ega semangatnya luar biasa tak terbendungkan. Akhirnya, apapun rintangannya teteeup berangkat ke Museum prasasti. Dan akhirnya, jam 9.30-an kita berangkat dari stasiun Pocin.

Pada mulanya, aku membayangkan museum itu adalah sesuatu bangunan yang memuat benda-benda tertentu, dipajang, trus diliatin. Atau, setidaknya ada semacam ukiran-ukiran bersejarah yang memuat cerita jaman dulu, tergantung museum apa itu. Ketika aku tanya Ega, dan aku baru nanyain ketika kita udah di Bajaj menuju museum kalo tidak salah (aku lupa persisnya. Intinya adalah ketika kita mau nyampe di museumnya), dan Ega dengan santai menjawab, "Bukan, tapi kuburan."
"Hah? Kuburaaaan??? Masya Allah... Ckckck... Glek." Aku aseli bengong. "Jadi kuburan tho?! Museum yang isinya kuburan semuaaa?" Tuing...tuing....

Well, museum itu ternyata memang benar-benar kuburan.  Di hari Rabu itu, pengunjung 'kuburan' ehh Museum itu hanyalah kami berdua. Sepanjang kami berada di sana, tak ada pengunjung lain selain kami. Haha, hujan-hujan, cuma berdua, di kuburan. Heheuu... Kuburan jadul-dul-dul di mana dulunya sempat menjadi tempat pemakaman umum untuk bangsawan penjajah ketika Jakarta masih bernama Batavia. Dan satu-satunya yang kemudian membuatku menjadi tertarik adalah logo-logo illuminati dan freemansory yang bertebaran di sana. Dan ternyata misi Ega juga adalah mencermati logo-logo illuminati dan simbol-simbol freemansory itu. Di sana juga terdapat makam Soe Hok Gie yang meninggal 16 Desember 1969 yang konon kabarnya dalam pendakiannya untuk merayakan ultahnya. Di antara kuburan-kuburan itu, juga terdapat model tugu yang juga adalah simbol 'mereka' dan bahkan Mon*s yang menjadi icon kota Jakarta sekalipun ternyata juga adalah sebuah simbol y*hudi juga. Coba perhatikan, di belakang Ega (karena aku cuma punya 2 file foto dan tidak punya foto yg tanpa ada orangnya, heheuu, jadi terpaksa aplod yang ini, dengan penge-blur-an wajah. Hehe) ada semacam tugu gitu kan. Di beberapa kuburan lainnya aku lihat juga gitu, tugu yang mirip M*nas. Kuburannya bukan juga persegi yang panjang kali lebar gitu tapi cuma tugunya aja atau cuma kaya patung gitu doang (lihat di sebelah tugu dan sebelahnya lagi).

Kuburan dan simbol-simbol
Jadi, petualangan kami ke kuburan ehh museum kali ini sebenarnya cukup memberikan input bagiku. Ya setidaknya lebih aware dengan simbol-simbol tertentu. Agar tidak meng-amin-kan dan latah ikut-ikutan. Sesungguhnya, di balik semua yang beredar di kehidupan kita, ada banyak sekali 'rencana-rencana mereka' yang mungkin kita tak tahu atau tak sadar itu. Tidak seperti saudara-saudara di Palestina yang dimusuhi secara terang-terangan, kepada kita diberlakukan cara-cara yang halus yang kita sendiri tak menyadarinya. Generasi muda yang semestinya adalah iron stock dan agent of change saat ini justru malah lebih berbangga dengan budaya yang kebarat-baratan dan bahkan berbangga ketika melanggar aturan agama dengan dalih mode dan gaya penuh kemasa-kinian.

Ya, setidaknya, ini menjadi alarm sebagai warning bagi kita, untuk mempersiapkan generasi-generasi yang baik, di mulai dari rumah, di mulai dari lingkungan mikro (keluarga) yang membentuknya. Sungguh, segalanya perlu dipersiapkan. Jika untuk menjadi apoteker penanggung jawab apotek, atau untuk mendiagnosa pasien, atau untuk mengajarkan kepada murid atau untuk menjadi akuntan di suatu instansi, ataupun untuk mendesain suatu bangunan, atau membangun sebuah jaringan telekomunikasi, atau menengahi permasalahan hukum, atau merancang suatu strategi politis, atau pun untuk bisa mencabuti gigi yang berlubang sekali pun, dibutuhkan sekolah, dibutuhkan jenjang pendidikan, dan pembelajaran yang panjang, apalagi untuk mempersiapkan sebuah generasi Rabbani! Apalagi untuk sebuah cita-cita membangun sebuah peradaban dan menciptakan batu batanya. Sungguh, ini lebih butuh untuk di-ilmu-i di samping ilmu-ilmu profesional kita pada sepsialisasi-spesialisasi tertentu. Tak peduli apa latar belakang kita, apakah seorang apoteker, dokter, ekonom, politisi, ahli hukum, guru, engineer, arsitek, designer; mempelajari ilmu untuk mempersiapkan batu bata peradaban tetaplah harus berada pada jajaran yang diprioritaskan.

Ini mungkin sedikit oleh-oleh dari kuburan eehh museum prasasti. Smoga lebih memicu semangatku untuk cepet-cepet lulus kuliah (lohh?? gak ada hubungannya. Hehe. Tapi ini sudah jadi targetku lohh, cepet-cepet lulus, semoga Allah mudahkan. Aamiin), dan yang terpenting, menjadi motivasi bagiku (semoga juga bagimu) untuk mempersiapkan generasi peradaban yang mulia, yang tidak latah ikut-ikutan kemasakinian tanpa mengerti maknanya. Generasi yang teguh. Generasi yang memperjuangkan diin ini. Generasi shalih, insya Allah. Semoga. Semoga. Kita menjadi bagian dari orang-orang yang memperjuangkan itu. Smoga Allah berikan keistiqomahan pada diri kita. Saling berpesan dan mengingatkanlah (untuk kesekian kalinya, tolong ingatkanlah aku), jika ada di antara kita yang sedang lemah, sedang tidak bersemangat.

Hayooo Semangaaaatt!
Mannajah...
:)

    0 komentar


Cemburu...
Yah...., aku sangat cemburu!

Bolehkah??

Suatu hari..., aku berjumpa dengannya...
Sosok yang telah membuatku benar2 cemburu luar biasa!

Ia  terlihat sederhana saja.
Dengan gayanya yang khas, ia berjalan, ia berlari, ia tertawa, ia tersenyum...
semuanya.

Seorang anak laki-laki itu, membuatku benar2 sangat cemburu...

Umurnya baru 15 tahun...
Baru 15 tahun saja,
Namun...

Masya Allah...
Hafalannya luar biasa...
Ia, baru tamat kelas 3 SMP...
Namun,...


Kau boleh percaya atau tidak, di jaman yang semakin edan ini...
aku berjumpa dengan sosok sederhana namun luar biasa itu...

baru 15 tahun,
baru kelas 3 SMP...
Tapi, ia telah menyelesaikan 28 juz hafalannya!

Aku cemburu!
Sangat cemburu!!!

Aku, yang di usia nyaris 23 tahun..., malah tidak bisa apa-apa...
Aku..yang...
Arrgggghh...., Tiba-tiba aku merasa sangat malu pada usiaku...
Pada begitu banyak kesia-siaan yang telah kulakukan...

Tapi, setidaknyaa...
Aku bahagia karena masih merasakan cemburu...

Semoga cemburu ini memberikan energi lebih bagiku..
karena cemburu....adalah cinta.....

    0 komentar


  Selasa, 02 April 2013   0 komentar

Jika kau mengerti apa itu gamang,
maka itulah aku. . .
Jika kau mengerti apa itu ketakutan,
maka itu juga aku. . .
Jika kau mengerti apa itu kesedihan,
itu pun adalah aku. . .

Ah, gamang, ketakutan, dan juga kesedihan. . .
Tiga formulasi rasa pada wajan kehidupan. . .--mungkin saat ini, dan juga di banyak saat-saat lain yang telah berlalu. . .
Banyak orang, justru memaparkan bahagianya,--sebagaimana tak sedikit juga yang mengisahkan kesedihannya. . .
Dan aku di antara itu. . .

Sepengecut-pengecutnya aku adalah,
ketika aku berusaha untuk lari, menghindar,
berpura-pura berwajah datar,--seperti tak pernah terjadi apa-apa. . .
berselindung di balik, "halaaaah, nanti juga jadi. . ."
tapi, jika saja kau tahu bagaimana kecamuknya, di sini, di dalam sini. . .
apalagi setiap menatap kereta-kereta penuh senyum sumringah itu melewatiku. . .

tapi,
jika kau dihadapkan pada dua pilihan,
pertama terang, namun ujungnya adalah jurang
dan kelabu, namun kau tahu, pasti ada wewangi bebungaan di balik kelabu itu,
pasti kau pilih kelabu namun penuh wangi bunga, bukan?

jika di balik kelabu, pasti ada wewangi sang bunga,
mungkin tak lagi perlu ada gamang, ketakutan dan kesedihan. . .
karena satu hal saja, TAKDIR-Nya Pastilah Seindah-indah takdir. . .


#CatatanERRORsetelahujianTAFSIR. . . Hehe
#Bahkanakupuntakmengertidenganapayangsedangakuceracaukan. . . --> haha, labil!

    0 komentar


    0 komentar


Apa? Si Coloumbus eeh, si Coloumb bergaya? Ahaha! Bukaaan…bukaaaan! Ini mah salah satu plajaran SMA! Iya! Plajaran fisika! Kali ini aku nak ngajak puan dan tuan bernostalgila bernostalgia ke masa-masa SMA itu… (kalo kata sebuah lagu,” ….tiada masa paling Indaaah, masa-masa di SMA…”. Hmm…, buat kali ini aku spakat dah sama itu lagu. Hihi). Tapi…tapi…, konon kabarnya, fisika itu plajaran paling serem yah? Paling rumit dan paling sulit? Aaaah, gak juga! (halaaaaah, gaya cuy! Padahal, dulu juga sempet pusing tujuh keliling kalo udah fisika! Hihi).

Kamu, masih ingat rumusnya gaya Coloumb dalam suatu medan magnet? Jika kamu bukan mahasiswa jurusan fisika or sebagian dari jurusan teknik, atau pengajar fisika, kurasa kamu sudah lupa!! Hihi, cuujon duluan!! Tapiiii, caution! Belajar fisika, kalo Cuma sekedar tau rumus doang, paling-paling bertahan di otak kirinya yah Cuma sebentar tho! Ngafal rumus? Aaaah, paling tahannya juga Cuma sebentar saja. Paling, nanti juga kebalik-balik. Naaah, jurus jitu memahami rumus fisika adalah mengetahui asholah (asholah?? Hihihi), mengetahui keaslian rumus itu datangnya dari mana. Jadi, kalau sudah tau asholahnya dari mana, baru deeh, bisa paham rumusnya. Kalo udah gini, insya Allah, terekam dalam memory jangka panjang! Critanya, skarang ini, bagaimana mengotak-kanankan segalasesuatu yang ngotak kiri. Hihi. (pake otak tengah ajah gih!).

Hayoooo, masih ingat tak? Oke deeh, ta’ kasi bocoran ajah! Gaya coloumb dalam suatu muatan medan magnet adalah…



Nah, di sana, F adalah Gaya Coumb (kuatnya medan magnet), k atadah konstanta yang sampai dunia kiamat pun takkan berubah angkanya, hihi. q1 adalah muatan magnet 1 dan q2 adalah muatan magnet 2. Sedangkan r adalah jarak antara kedua magnet tersebut. Dari si rumus, dapat diambil kesimpulan bahwa, besarnya atau kuatnya medan magnet berbanding lurus dengan muatan yang dimiliki oleh masing-masing magnet dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua magnet tersebut.
Jadiiii, semakin besar muatan yang dimiliki akan semakin besar kekuatan medan magnetnya dan semakin kecil jarak, semakin besar juga kekuatan medan magnitnya. Begitu pula sebaliknya.

Lalu? Apa hubungannya?!
Hmm begini teman, rumus di atas adalah rumus ukhuwah kita! Iya! Rumus ukhuwah!

Kita bisa menganalogikan kuatnya medan magnet itu adalah kekuatan ukhuwah kita, lalu muatan itu adalah muatan iman dari diri kita, dan jarak antara keduanya adalah kedekatan hati kita dengan saudara kita.

Belajar dari rumus tersebut, maka, kuat atau tidaknya ukhuwah itu berbanding lurus dengan muatan iman kita dan saudara kita, dan berbanding terbalik dengan kedekatan hati kita. Semakin kecil jarak, artinya semakin dekat hati kita, maka makin kuatlah medan magnit ukhuwah kita. Pun demikian halnya, semakin besar muatan iman, semakin besar pula kekuatan ukhuwah itu. Hei, bukankah persaudaraan yang paling terindah dan paling kokoh itu adalah bersaudara dalam keimanan? Coba saja, jika iman lagi ngedrop, permasalahan ukhuwah akan lebih mencuat. Pun demikian halnya, jika tak ada kedekatan hati. Ukhuwah pun, dipertanyakan.

Hmm…ukhuwah berikut dinamikanya! Bagaimana pun, ukhuwah adalah suatu anugrah terindah dari Allah. Bayangkanlah, ketika diri kita tiada punya ikatan nasab apapun, tapi kemudian Allah hadirkan rasa cinta, ada kebersamaan, dan ada saling menanggung beban. Masya Allah, sungguh indahnya. Maka, tiadalah yang lebih baik untuk dilakukan dalam meningkatkan kuatnya medan ukhuwah melainkan meningkatkan muatan diri dan memperkecil jarak hati kita…

  Senin, 01 April 2013   0 komentar

Assalaamu'alaykum Bloggie Saiaaank...
Dengan dipenuhi rasa bersalah, akhirnya aku mencoba kembali menulisimu...
Huwaaaah, bloggieee, rasanya beberapa bulan terakhir ini mandeg bangeeet akuuuh... Tolooong....
Bahkan ketika koneksi internet lancar-lancar sahaja, aku justru tak bisa menuliskannyaaa....
Hwaaaa, sekali lagi, toloooooooooong... :)

Hehe,,,
Tapi, sudahlah Bloggie...
Aku hanya sedang menikmati menjadi aku yang sekarang (jadi, aku yg dulu bagemana? ihihi...).
Aku yang sekarang, tentu tak lagi sama dengan aku yang dulu. Setelah sempat terpuruk...lalu bangkit....terpuruk lagi....dan sekarang bangkit lagi! (hayoo, semangattt wahai diriku!).
Banyak dari kisah-kisah perjalanan yang luput dai catatan...
Tapi biarlah, setidaknya aku juga sedang belajar hal yang lain. Hee...



Uhmm, Bloggie, mau dengar curhat tak penting dariku tidak?
Tak penting sebenarnya untuk kutuliskan di sini sih...
(Aha, akhir-akhir ini mengapa aku jarang menulis, salah satu sebabnya adalah aku perlu menimbang-nimbang kelayakan sebuah tulisan di blog, sesuatu yang dulu jarang kupertimbangkan. JIka pengin, ya kutuliskan saja. Nyatanya, meskipun sudah pake quality assurance sekalipun, teteup sahaja kebanyakan isinya malah ngalor ngidul sahaja. Heuu..heuu...)
Lagi-lagi, sudahlah....
Aku tak ingin menjadi siapapun. Karena memang begitu adanya, ya sudah aku menjadi diriku apa adanya sahaja dah. Biarpun ngalor ngidul, yang penting nuliss (hihi, semakin g mutu aje nih, Bie. hihi...)

Uhmm,,,bloggie, mau denger curhat diriku tidak?
[Bloggie menjawab : dari tadi mau denger mulu siiiihh? curhatnya apaaaaa???]
Aku : ahaha, ternyata aku juga tak bisa curhat niih...
[Bloggie menjawab : hadeeehhh, kamu gimana sih bi?"
Aku : entahlah, aku pun sedang bingung dengan diriku saat ini...hihihi
[Bloggie menjawab : @#$%^&(((&^%$#@]
Aku : G usah lebay gituh deh Bloggie, baiklah aku akan ceritaaaa...
[Bloggie : syapa jugak yang lebay! Kamuu kaleeee...]
Aku : iya...iya...iyaa, ngaku deeeh...
[Bloggie menjawab : herraan deh, makin 23 makin geje ajah kamu]
Aku : hahaha, justru itu aku makin galau
[Bloggie menjawab : galau detected, heemm....*berpikir]
Aku : halaaaah, jangan soksok mikir gituh deh say, mari kita nikmati sahaja perburuan iniiih
[Bloggie menjawab : aiihhh, kamu makin geje deh]
Aku : haha, biariiin :p
[Bloggie menjawab : jadiii, apa curhatmu kali ini, bie?]
Aku : uhmm...uhmm...uhmm....
[Bloggie menjawab : uhm...uhm...? Itu kamu lagi kenak flu yah? hihihi]
Aku : baiklah....baiklah....baiklah....Ada satu hal yang begitu berat bagiku Bloggie.
[Bloggie menjawab : apa ituhh? liver dekompensata lagikah? hihi :D]
Aku : aaahh, bukaaaaaan. Ngapain juga liver dekompensata...hehehe...ini tentang...hemm..ini tentang....estimate...
[Bloggie menjawab : estimate??]
Aku : iyeee, ape suara aye kurang jelas????
[Bloggie menjawab : halaaah, gituh ajah mlotot. Serem tauk!]
Aku : iye..iyee...maap..maap... :D
[Bloggie menjawab : lalu ada apa dg esimate?]
Aku : masi inget kata-katanya Abu Bakar Siddiq, RA g?
[Bloggie menjawab : tentang apah?]
Aku : aku juga lupa sihh, redaksinya bagemana. Intinya begini beliau berdo'a agar bliau dilebihkan dari pada apa yang orang estimasikan terhadap beliau. Masya Allah, sosok mulia seperti abubakar saja demikian, Bloggie... Bagaimana dengan diriku?? Masya Allah...

Sungguh Bloggie, kadang aku lebih senang di-under estimate-kan....
Itu lebih nyaman bagi diriku kurasa....

Ah, tapi ini hanya postingan galau saja Bloggie...
kapan2 qta bahas soal estimate ini lagi yahh... :)
Categories: Catatan Labil

    0 komentar

Hari ini ada kisah yang menurutku cukup bikin geli dan juga bikin agak panik. Hehe. Tadi sebelum berangkat ke rumah guru ngaji buat agenda mingguan, aku lupa menyiapkan dompet. Sebenarnya aku cukup yakin akan keberadaannya di tas sehingga aku tak mempersiapkannya lagi. Ya, intinya aku tidak memeriksa ulang isi tasku itu dan merasa yakin bahwa aku sudah meletakan dompet di dalam tas. Nah, di depan boulevard aku naik ojek bapak-bapak tua yang baik hati dan penyabar yang sudah memutih rambutnya di balik helm kuning yang ada logo kampusnya. Hehe. Meskipun aku sesungguhnya tidak terlalu menyukai naik ojek kecuali dalam keadan terpaksa, tapi di hari ahad, itulah satu-satunya kendaraan yang available. Apa boleh buat. Kalau harus jalan kaki, itu akan menghabiskan banyak waktu karena jauh. Kalau naik angkot, itu memakan waktu lebih lama (bisa sampai setengah jam lebih) karena harus 2x ganti angkot sementara ini sudah hampir telat. Waktu hanya tersisa 15 menit lagi dari jadwal yang seharusnya. Jadi memang inilah jalan satu-satunya. Hee....

Nah, ketika sampai di tempat tujuan (pangkalan ojeknya) karena biasanya aku melanjutkan dengan jalan kaki setelahnya, aku obrak abrik seisi tas, tapi tak ada dompetnya! Masya Allah, ke mana ituuh dompet? Kemungkinan besar ketinggalan di kosan. Waduuhhh.... Udah diubeg-ubeg pun sak tas-tasnya, cuma ketemu 700 rupiah doang. Mana cukup! Ongkos ojeknya 5000. Waduuhh. Mulai deh aku rada-rada panik. Alhamdulillaah, bapak ojeknya sabaaarr banget dan ndak marahin aku di hadapan orang banyak. Beliau menunggu solusinya sambil memarkir motornya, Aku coba telpon temen yang tadi hampir barengan berangkatnya, tapi ndak keangkat. Ndak kedengaran mungkin. Waduuhhh... Aku memutar akal. Bagemana iniiihhh?? Tiba-tiba aku ingat, deket situ ada kosan temen seangkatan. Lalu kutelpon dia, buat membantu memecahkan masalah ini. Hehe. Akhirnya, aku dan bapak ojek tua menuju kosan temenku itu dan akhirnya masalah pembayaran ojek pun terselesaikan. Smoga Allah balasi kebaikan temanku itu dengan kebaikan yang banyak. Aamiin...

Aku hanya ingin berbagi pelajaran dari kisah ini, yang semoga mengingatkan diriku terutama dan juga dirimu semua yang secara tak sengaja mungkin ngebaca ini. Hehe.

Ada pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas. Tentang pentingnya menyiapkan segala sesuatu sebelum kita menghadapi sesuatu. Ya, misalnya, contoh kecilnya, menyiapkan dompet sebelum berangkat. Kadang, justru hal kecil yang terkesan sepele inilah yang akan mengakibatkan hal besar bagi diri kita di kemudian hari. Apalagi untuk perbekalan menuju akhirat nanti. Kadang, mungkin kita abai menyiapkannya dan lena dengan kehidupan dunia yang penuh gemerlap ini. Jika kita tak mempersiapkannya, maka apa yang akan menjadi peneman kita nantinya? <-- peringatan untuk diri sendiri nih,

Jika perbekalan dunia, mulai dari hal-hal yang sepele ini tidak kita siapkan, akan menuai kesulitan di kemudiannya, apalagi untuk perkara yang besar! Tentang hari di mana penyesalan tiada lagi berguna. Ketika segalanya sudah diputuskan dan amal perbuatan dibalaskan. Di dunia ini, mungkin kita masih menjumpai solusi sebagai mana pertolongan yang diberikan temanku tadi. Di dunia ini, kita mungkin masih bisa meminta bantuan orang lain. Dan penyesalan kita mungkin takkan seberapa. Di dunia ini mungkin kita masih dapat permakluman semisal bapak tua ojekers yang tidak menuntut dan memarahi. Lantas, bagaimana dengan penyesalan kita di akhirat nanti ketika kita tak menyiapkan bekal, sementara tak ada lagi penolong diri kita selain perbekalan amalan yang kita siapkan? Di saat kita tak dapat bermohon dan meminta permakluman atas kelalaian dan taidanya bekal kita. Di saat azzam dan janji kita untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya jika kita dikembalikan ke dunia tak ada lagi gunanya. Di saat hanya amal shalih sajalah yang akan menjadi peneman kita? Akankah kita menuai penyesalan panjang? Na'udzubillaah tsumma na'udzubillaah.

Smoga ini semua menjadi pengingat bagi diriku terutama. Smoga juga bagimu. Ingatkanlah di kala aku tersalah. Smoga kita semua diberikan hidayah oleh-Nya untuk terus meng-up grade diri kita, keimanan kita, menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga. Ingatkan aku yaaahh :)

Blogger templates

25. Diberdayakan oleh Blogger.