Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris)
ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab
Kami
kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah
ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami
ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah!
Yang
menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang
menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam
beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai
jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan
tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari
hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah
Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari
ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan
hukum dan perintahnya?
ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang
telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia,
Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; "Tiada kepatuhan
kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT." (Ahmad)
Sesungguhnya,
status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan
terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; "Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah
kepada kedua orang Ibu Bapak . . " (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap
orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila
berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; " dan
jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya...(QS. Luqman : 15) Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam
menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat
seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka
sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; "dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu
mematuhi ibumu namun melanggar
Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.
ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari
ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan
pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan
menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. "Apakah anda tidak
tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak
diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan
hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya?
Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk
melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana
mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari
hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?"
Bukankah
Allah SWT telah berfirman; "maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43).
Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus
keluar
rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT
daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari
pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku
tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani
sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap
membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala
permasalahan mudah
untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; "Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan
memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.."(QS. AtTalaq
:2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh
Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita
kenakan,
apakh mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan
lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, dan
bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat
Allah;
"sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.."(QS.
Al-Hujurat:13).Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari
kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada
benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.
ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.
Allah
SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; "api neraka jahannam itu
lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui.."(QS At-Taubah :
81)Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan
panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba
membuat talli besar untuk menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam
panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah
untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan.
Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWTakan jauh lebih
berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah
pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana
tercantum dalam ayat; "mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan
tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah"(QS.
AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh
dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan
kesenangan, nafsu dan
kenikmatan.
ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.
Kepada
saudari itu saya berkata, "apabila semua orang mengaplikasikan logika
anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada
akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena
mereka
takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan
meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka tekut tidak dapat
menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya.
Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan
memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang
berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau
dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan
sebagaimana kewajiban memakai
jilbab? Rasulullah SAWW bersabda;
"Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus
menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil."
Mengapa kamu
saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk
menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak
kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT
sesungguhnya telah berfirman; "maka kami jadikan yang demikian itu
peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di
masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa"(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya, apabila kau memgang teguh
petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan
sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.
ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku,
suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan
membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum
dan perintah Allah SWT. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan
untuk melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah
berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka,
apalagi memasuki surga Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan
ketidak-taatan kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan
kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT
bersabda; "dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta"(QS. TAHA 20:124)
Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT
kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata
menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila
engkau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu kini
adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan.
Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni,
tidak
akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam.
Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju
kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula.
Dalam
syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai
sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan
tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang
didasari oleh dosa dan kebodohan.
ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : "dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)"(QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?
Jadi
saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak
mengikuti ayat : "janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang
nampak daripadanya"(QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT: "katakanlah
kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin;
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.." (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan
pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah
sendiri
bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang
disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi
kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan
hijab.
Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu
ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita
yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.
Saya
bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan
selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia
katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat
bijak-Nya
menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang
yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya.
Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan
usahanya
mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa,
sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 "Tunjukilah kami jalan yang
lurus" serta berkumpul mencari pengetahuan kepada
muslimah-muslimah
lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan
menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar
serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia
pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.
ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji.
Malaikat
kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja
Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak
mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat
kau
masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT bersabda;
"tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula)
memajukannya" (QS Al-An'aam 7:34] saudariku tersayang, kau harus
berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT; "berlomba-lombalah kamu
kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumu.."(QS Al-Hadid 57:21) saudariku, jangan melupakan Allah
SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan
jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya.
Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, "dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada diri mereka sendiri" (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku,
memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT
akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap
waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti. Kesimpulannya,
berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang
pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.
ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!
Saudariku,
hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam
Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah)
yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan
kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan)
yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh
perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah
saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam
kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau
akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
#Nah. Masih ada alasan? ^^
NB: Postingan untuk mengingatkan diri pribadi
Blogger templates
25. Diberdayakan oleh Blogger.

5 komentar:
like it :)
satu lagi, blognya lucu..kreatif :D
hehe,..makasih udah mampir n joinan di blog aq :)
:)
di tunggu kunjungannya ya di blog aq..
oke, sip :)