Masih haruskah kita bercerita tentang Cinta, Kasih dan Sayang? Tak cukupkah nurani kita saja yang bercerita untuk kita semua?
Masihkah
kita ragu untuk mencintai, mengasihi dan menyayangi, sedang itu adalah
fitrah kita. Tak mampukah kita merasakannya dihati?
Masihkah harus segala ego,nafsu dan akal kita membatasiku,mu,dan mereka?
Hah... aku saja pun belum benar-benar memahaminya.
Menurut kabarnya, kita ini adalah khalifatullah
yang dibebani tugas untuk menjaga dan memelihara bumi ini dengan Cinta, Kasih dan sayang
Mengharmonikan diri dengan semua makhluk yang turut hidup di dalamnya
Bagaimana caranya merobohkan sekat-sekat pembatas itu? yang membatasi kita semua?
Betapa sedihnya ku mendengar ketika mereka para atheis berkata,
" Aku menjadi atheis, agar dapat mengasihi dan menyayangi semua tanpa terhalang sekat agama, suku, dan bangsa"
ku kemudian menyentuh bahunya dan berkata dalam hati,
"Andai
engkau tahu sahabatku, agama ku ini adalah agama yang rahmatan lil
'alamiin, tak dapat kah kau merasakannya melaluiku?, tak kah energi
keagamaanku ini terpancar dan mengalir kepadamu?"
Lalu, ku dengar lagi para kristiani berteriak,
"Tolong,...tolong
kucing kecil malang itu", dan lalu menghambur berlari mendekatinya,
menuruni got yang tingginya lebih dari 2 meter, menolong sang kucing
yang hampir saja terseret, terbawa arus got yang kotor.
Merintih hati ini, bagaimana bisa mereka memiliki kepekaan nurani yang begitu tinggi.
Juga
tak sedikit kita mendengar banyak diantara mereka yang kemudian
mengasuh, mengadopsi anak-anak yatim dan terlantar untuk dipelihara.
Bukankah ini ajarannya Rasulullah? mengapa justru mereka yang lebih
dapaat mengamalkannya?
Ada yang ingat tentang kisah seorang
pelacur yang memberi makan seekor anjing, dan ia dihadiahi surga oleh
Allah? Jadi sessungguhya dimana letaknya kemuliaan itu? dimana Allah
menilaimu, menilai kita semua?
Entah sekat apa itu yang membuat
kita terkotori dari hati-hati yang bersih, yang harusnya saling
mencintai, saling mengasihi, saling menyayangi karena Allah. Ya, karena
Allah yang menciptakan mereka, sama juga dengan kita. Allah yang
menghadirkan mereka ada disini, dengan bentuk yang berbeda-beda.
Binatang dengan kebinatangannya, dan manusia dengan kemanusiaannya.
"Tapi kan mereka hanya seekor binatang"
"Tapi kan mereka bukan islam"
"Tapi kan mereka bukan golongan kita"
"Tapi kan mereka menjahati kita"
"Tapi kan mereka........."
Lalu, apakah Cinta, Kasih dan Sayang harus memiliki syarat?
Jika itu yang selama ini kita ajukan.
Pernahkah kita bertanya kepada diri ini
"Bagaimana mungkin Allah masih mau mengasihi dan menyayangiku,
sedangkan ku selalu mendurhakaiNya, menjauhiNya, melanggar perintahNya"
Tapi apakah kemudian Allah menjauhi kita? dan menghentikan kasih dan sayangNya?
Sudah berapa ratus kali Rasulullah dihina, dilempari, disakiti,
apakah beliau membalasinya dengan sama buruknya?
Coba ingat kembali, apa yang beliau ajarkan.
Menjenguk seorang ibu yang seringkali melempari beliau ketika sang ibu jatuh sakit,
Menyuapi seorang yahudi tua buta dengan tangan beliau sementara yang disuapi terus saja mencaci
Sudah berapa kali kulit onta yang berat itu dilapiskan ke punggung beliau ketika beliau sujud di mesjid?
apakah kemudian beliau marah? beliau benci?
Betapa luhurnya akhlak beliau.Apa sebenarnya yang sedang Allah dan Rasulullah ajarkan kepada kita?
Ternyata jangankan manusia, teman. Seekor binatang pun punya hak untuk dicintai,dikasihi dan disayangi, oleh kita
khalifahnya.
Tidak
akan sedihkah rasulullah melihat kita terpecah belah hanya karena kita
gagal meneladani beliau?Karena sejatinya perbedaan itu adalah
sunnatullah. Cintai, kasihi dan sayangilah semua karena Allah.
Mungkin mulai hari ni ada baiknya kita mulai berkata,
"Engkau boleh membenciku, menghinaku, tapi engkau tetap ku cintai karenaNya."
Blogger templates
25. Diberdayakan oleh Blogger.

0 komentar: